juragankonveksi.id – Cina mulai membatasi ekspor mineral langka, dan langkah ini langsung menekan banyak perusahaan global. Negara itu merupakan produsen utama untuk mineral seperti gallium, germanium, neodymium, dan dysprosium, yang sangat penting dalam industri teknologi, otomotif, pertahanan, dan energi terbarukan.

Dengan mengendalikan lebih dari 70% pasokan global, Cina memiliki pengaruh besar dalam rantai pasok internasional. Ketika pemerintah Cina mewajibkan izin ekspor yang lebih ketat, banyak perusahaan di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur mengalami gangguan produksi dan kenaikan biaya bahan baku.

Perusahaan chip, produsen mobil listrik, dan pembuat turbin angin kini berusaha mencari sumber pasokan baru. Namun, mereka tidak bisa menggantikan pasokan dari Cina dalam waktu singkat. Beberapa perusahaan bahkan mengurangi kapasitas produksi karena keterbatasan bahan penting. Misalnya, perusahaan teknologi di Jepang melaporkan penundaan pengiriman produk karena kekurangan gallium dan germanium.

Pemerintah di berbagai negara mulai mengambil langkah strategis. Uni Eropa dan Amerika Serikat kini mendorong investasi tambang domestik, mempercepat pengolahan bahan mentah, dan menjalin kerja sama baru dengan negara produsen seperti Australia dan Kanada. Namun, pembangunan rantai pasok baru membutuhkan waktu dan dana besar.

Sementara itu, Cina memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisinya di tengah ketegangan geopolitik. Mereka menggunakan pembatasan ini sebagai alat tawar diplomatik, terutama dalam hubungan dengan negara-negara Barat. Langkah ini mencerminkan strategi jangka panjang Cina dalam mengamankan kendali atas sumber daya strategis dunia.

Kondisi ini membuat banyak perusahaan global sadar akan pentingnya diversifikasi dan ketahanan rantai pasok. Mereka mulai mengubah strategi pengadaan bahan baku, meskipun prosesnya tidak mudah.

Jika negara dan industri gagal beradaptasi, mereka berisiko menghadapi tekanan ekonomi yang lebih besar. Di tengah ketergantungan global terhadap teknologi tinggi, pembatasan mineral langka ini bisa memicu perlambatan inovasi dan kenaikan harga produk teknologi secara luas.