juragankonveksi.id – Microsoft tengah mempertimbangkan untuk mengakhiri kerja samanya dengan OpenAI, perusahaan di balik teknologi kecerdasan buatan (AI) terkemuka seperti ChatGPT. Langkah ini muncul setelah sejumlah ketegangan internal dan perbedaan visi antara kedua perusahaan terkait arah pengembangan AI.

Sejak 2019, Microsoft telah menginvestasikan miliaran dolar ke OpenAI dan menanamkan teknologi AI tersebut ke dalam berbagai produk seperti Microsoft 365 dan Azure. Namun, belakangan ini, sumber internal mengungkapkan bahwa hubungan kedua pihak mulai merenggang karena perbedaan pandangan strategis, terutama menyangkut transparansi, keamanan teknologi, serta kepemilikan data.

OpenAI, yang semula bermisi sebagai lembaga penelitian nirlaba, kini bertransformasi menjadi entitas komersial dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Perubahan arah ini tampaknya memicu kekhawatiran di pihak Microsoft, terutama terkait bagaimana OpenAI mengelola teknologi sensitif yang mereka kembangkan bersama. Microsoft juga menyuarakan kekhawatiran soal potensi risiko AI yang tidak diawasi dengan baik.

Jika Microsoft benar-benar mundur dari kerja sama ini, dampaknya bisa signifikan. OpenAI mungkin kehilangan dukungan infrastruktur cloud utama, sementara Microsoft harus mengembangkan alternatif teknologi AI sendiri untuk tetap kompetitif di pasar.

Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun AI menjanjikan masa depan gemilang, kerja sama dalam industri ini tidak selalu berjalan mulus. Ketegangan antara dua raksasa teknologi ini bisa menjadi sinyal bahwa industri AI kini memasuki fase baru yang penuh tantangan—di mana kepentingan bisnis dan etika teknologi harus terus berdampingan.