juragankonveksi.id – Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya minat pelajar Indonesia dalam bidang sains. Padahal, menurutnya, sains menjadi motor utama penggerak industri masa depan. Tanpa peningkatan minat di bidang ini, Indonesia bisa tertinggal dalam era inovasi global yang bergerak cepat.

Sains Jadi Kunci Kemajuan Teknologi dan Industri

Sofyan menekankan bahwa hampir seluruh kemajuan teknologi berasal dari riset sains. Ia mencontohkan bagaimana negara-negara maju mengandalkan penemuan ilmiah untuk menciptakan produk dan layanan baru. Karena itu, ia mendorong pemerintah dan sekolah untuk mengembangkan metode belajar sains yang lebih menarik.

“Tanpa sains, tidak akan ada inovasi. Dan tanpa inovasi, industri akan stagnan,” ujar Sofyan.

Tantangan Pendidikan Sains di Indonesia

Saat ini, pelajaran sains di Indonesia sering dianggap sulit dan membosankan. Hal ini membuat banyak siswa memilih jalur lain yang dinilai lebih mudah. Sofyan menyebut bahwa sistem pendidikan perlu berubah agar sains tidak lagi terasa asing atau menakutkan. Guru dan kurikulum harus mampu mengaitkan sains dengan kehidupan sehari-hari.

Dorongan untuk Meningkatkan Riset dan Talenta Lokal

Menurut Sofyan, Indonesia memiliki banyak potensi anak muda yang cerdas dan kreatif. Sayangnya, tanpa dukungan yang kuat dari negara, potensi tersebut bisa hilang begitu saja. Ia mendorong peningkatan dana riset, beasiswa sains, dan program bimbingan ilmiah agar talenta lokal bisa bersaing secara global.

Kesimpulan: Bangkitkan Minat Sains demi Masa Depan Industri

Minat terhadap sains harus menjadi prioritas dalam dunia pendidikan. Dengan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap sains, Indonesia bisa mempersiapkan generasi yang mampu menciptakan solusi, berinovasi, dan mengembangkan industri masa depan. Dukungan dari semua pihak—pemerintah, sekolah, dan masyarakat—menjadi kunci agar sains tidak lagi dipandang sebelah mata.