juragankonveksi.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah dan nyaris menyentuh level Rp 16.250 pada perdagangan Selasa pagi (2 Juli 2025). Tekanan terhadap rupiah muncul akibat gejolak global yang meningkat, terutama setelah pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap Jepang sebesar 35%. Ancaman itu memicu kecemasan pasar dan mendorong investor menarik modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Trump Kembali Mengguncang Pasar Global
Donald Trump menyampaikan rencananya dalam sebuah wawancara televisi pada akhir pekan lalu. Ia menilai Jepang mengambil keuntungan tidak adil dalam hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, Trump menyatakan akan mengenakan tarif tinggi terhadap berbagai produk Jepang jika ia kembali menjabat sebagai Presiden AS. Komentar tersebut langsung mengguncang pasar mata uang dan menimbulkan ketegangan perdagangan baru antara dua ekonomi besar dunia.
Dolar AS Menguat, Rupiah Semakin Terdesak
Akibat pernyataan Trump, dolar AS menguat secara signifikan terhadap mayoritas mata uang global. Investor kembali berburu aset aman (safe haven) seperti dolar dan obligasi AS. Penguatan dolar menekan nilai tukar rupiah dan memperparah pelemahan yang sudah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir. Pada pukul 10.00 WIB, kurs rupiah tercatat di level Rp 16.245 per dolar AS di pasar spot, melemah sekitar 75 poin dari penutupan hari sebelumnya.
Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Tak Menolong Rupiah
Meskipun pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September 2025, hal itu belum mampu mengangkat nilai tukar rupiah. Pelaku pasar menilai ketidakpastian global dan potensi perang dagang lebih dominan memengaruhi pergerakan mata uang. Selain itu, permintaan dolar AS meningkat menjelang rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan ini. Ekspektasi tersebut mendorong pelemahan lanjutan pada mata uang negara berkembang.
Pemerintah dan BI Waspadai Dampak Gejolak Global
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyatakan terus memantau perkembangan pasar global dan siap mengambil langkah stabilisasi jika diperlukan. BI tetap mempertahankan intervensi di pasar valas dan obligasi untuk meredam volatilitas yang berlebihan. Di sisi fiskal, pemerintah berupaya menjaga kepercayaan investor dengan mempertahankan defisit anggaran pada level aman dan menjaga arus modal tetap masuk.
Analis Sarankan Pelaku Pasar Waspada
Para analis pasar menyarankan pelaku pasar domestik bersikap hati-hati menghadapi ketidakpastian global. Mereka menekankan pentingnya lindung nilai (hedging) terhadap risiko kurs serta mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih defensif. Selain itu, pelaku usaha diimbau mewaspadai potensi lonjakan harga impor jika rupiah terus melemah dalam beberapa minggu ke depan.
Komentar Terbaru