Tag: ekonomi global

Ekonomi Global Lesu, Ini Strategi Bertahan ala UMKM

juragankonveksi.id – Lagi-lagi dunia dihantam kabar nggak enak: ekonomi global lesu. Harga bahan baku naik, daya beli turun, dan banyak sektor usaha mulai goyang. Tapi tenang aja, buat para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), masih banyak cara buat tetap survive bahkan bisa tumbuh di tengah tantangan ini. Yuk, kita bahas strategi bertahan ala UMKM yang realistis dan bisa langsung kamu praktekkan.

1. Perketat Pengeluaran, Tapi Tetap Produktif

Langkah pertama yang paling masuk akal adalah mengatur ulang keuangan. Kalau biasanya belanja stok berlebihan, sekarang saatnya lebih cermat. Fokus ke barang-barang yang paling laku dan cepat muter. Kurangi pembelian barang yang cuma “mampir” di rak.

Buat yang punya usaha produksi, coba cari supplier lokal yang lebih murah tapi tetap berkualitas. Nggak semua bahan bagus harus impor, lho!

2. Optimalkan Digital Marketing

Zaman sekarang, promosi nggak harus mahal. Dengan sosial media, kamu bisa tetap eksis meskipun budget promosi terbatas. Manfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan WhatsApp Business. Buat konten yang relate sama target pasar kamu.

Misalnya, kalau kamu jualan fashion, posting video mix and match atau behind the scene produksi bisa banget menarik perhatian. Nggak perlu kamera mahal, cukup HP dan pencahayaan oke, udah bisa bikin konten kece.

3. Inovasi Produk dan Layanan

Ketika kondisi pasar berubah, selera konsumen juga ikut berubah. Jadi, penting banget untuk terus berinovasi. Coba varian baru, ukuran hemat, atau kemasan bundling biar tetap menarik.

Contohnya, kalau kamu jualan makanan, bisa coba kemasan mini untuk target pasar anak kos yang lagi ngirit. Atau kalau kamu punya konveksi, coba layanan custom dengan minimum order kecil.

4. Kolaborasi dengan Sesama UMKM

Jangan ragu buat kerja bareng pelaku usaha lain. Kolaborasi bisa jadi jalan keluar buat hemat biaya promosi dan memperluas jangkauan pasar.

Misalnya, kamu punya usaha sablon kaos, bisa kerja sama dengan brand kopi lokal buat bikin kaos edisi khusus. Selain menambah pemasukan, kamu juga bantu promosi usaha teman.

5. Perhatikan Cash Flow dan Dana Darurat

UMKM sering terjebak di masalah yang sama: nggak punya cadangan dana. Mulai sekarang, sisihkan sebagian dari keuntungan buat dana darurat usaha. Jangan sampai kehabisan modal di tengah jalan.

Bikin catatan cash flow juga penting, lho. Dengan begitu, kamu bisa tahu kapan saatnya investasi, kapan harus tahan diri.

6. Manfaatkan Bantuan Pemerintah atau Lembaga Keuangan

Jangan gengsi buat cari info soal program bantuan UMKM. Pemerintah, bank, sampai platform fintech kadang punya program menarik kayak pinjaman bunga ringan, pelatihan gratis, atau bahkan hibah.

Rajin-rajin cari info dari situs resmi dan komunitas UMKM, siapa tahu ada peluang yang bisa dimanfaatkan.

Kesimpulan

Meskipun ekonomi global lagi nggak bersahabat, bukan berarti UMKM harus menyerah. Justru ini waktunya buat jadi lebih kreatif, adaptif, dan kolaboratif. Dengan strategi yang tepat, bukan cuma bisa bertahan, tapi usahamu bisa tetap berkembang.

juragankonveksi.id percaya bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi kita. Jadi, yuk terus semangat, tetap berinovasi, dan jangan takut untuk berubah. Ekonomi boleh lesu, tapi semangat pebisnis lokal harus tetap menyala!

Bank Sentral Eropa Peringatkan Perlambatan Tajam Dalam Perdagangan Global

1. Latar Belakang dan Kekhawatiran ECB

ECB mencatat, menurut nowcast mereka, aproksimasi pertumbuhan perdagangan global turun dari sekitar 1,5% kuartalan pada awal 2025 (akibat frontloading impor AS) dan diperkirakan mengempis di kuartal berikutnya, ketika efek tersebut mulai memudar. Kombinasi frontloading dan kehadiran tarif baru menciptakan ketidakpastian tinggi, yang secara langsung mengganggu arus perdagangan dan sentiment investor.

2. Sumber Ketegangan: Kebijakan Tarif AS dan Retaliasi Global

AS – tarif baru dan frontloading
Kebijakan Trump—terutama pengenaan tarif baru pada baja, aluminium, mobil, dan sektor ekonomi lainnya sejak awal 2025—telah memicu frontloading impor AS. Hal ini menyebabkan lonjakan sementara aktivitas perdagangan, yang kemudian berpotensi diikuti kontraksi tajam ketika efek tersebut memudar .

Retaliasi negara lain
Tindakan tarif AS juga disertai retaliasi dari Tiongkok dan negara mitra dagang lainnya. Misalnya, tarif efektif terhadap impor dari AS meningkat hingga ~125–140% pada pertengahan April . Saling balas tarif ini menghancurkan pola pasokan global, menimbulkan gangguan rantai pasok, dan meningkatkan biaya logistik.

Subsidi industri
Selain tarif, subsidi industri di Tiongkok dan munculnya negara lain memperumit persaingan global. Christine Lagarde menyoroti bahwa intervensi fiskal dan subsidi di negara berkembang telah meningkat tiga kali lipat sejak 2014, dan semakin mengganggu persaingan sehat dalam perdagangan.

3. Dampak Ekonomi: Memperlambat Pertumbuhan Zona Euro

Revisi pertumbuhan GDP
Karena efek ketegangan perdagangan global, berbagai lembaga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi:

  • OECD menurunkan pertumbuhan zona euro dari 1,3% ke 1,0% untuk 2025.
  • OECD juga menurunkan estimasi global dari 3,3% ke 2,9%.

Risiko sektor manufaktur dan investasi
ECB mencatat penurunan dalam new export orders di sektor manufaktur pada akhir 2024, sinyal awal melemahnya siklus bisnis . Gejala kesepian investasi juga muncul, karena ketidakpastian mengurasi keberanian perusahaan menambah kapasitas produksi baru.

Kenaikan risiko kredit
Dengan melemahnya ekspor dan potensi PHK, utang korporasi dan risiko kredit perbankan di kawasan euro dapat meningkat. Meskipun GIRO institusi keuangan relatif kuat, ECB tetap mewanti-wanti terhadap gejolak tinggi dalam kondisi pasar .

4. Tekanan Terhadap Risiko Inflasi dan Kebijakan Moneter

Inflasi – kombinasi efek ramah dan berbahaya
ECB menunjukkan bahwa tarif dapat menambah tekanan inflasi, mempercepat headline CPI sebesar 0,5 poin persentase . Namun inflasi ini bersifat satu kali dan jika disertai penurunan aktivitas ekonomi (stagflasi), risiko jangka panjang terhadap stabilitas harga tetap terangkat.

Perubahan suku bunga
ECB telah melonggarkan kebijakan moneter sejak pertengahan 2024 dengan delapan kali pemotongan suku bunga hingga tingkat deposito 1,75–2,5% . Presiden Lagarde menyatakan bahwa bank tetap “data-dependent” dan mungkin menghentikan atau mengurangi laju pemangkasan suku bunga jika risiko memburuk.

5. Pernyataan dan Teguran dari ECB

Luis de Guindos (Wakil Presiden ECB)
Dalam wawancara bersama Reuters, ia menegaskan bahwa kondisi perdagangan global akan sangat mempengaruhi arah kebijakan moneter—terutama potensi tambahan pemangkasan suku bunga.

Joachim Nagel (Presiden Bundesbank)
Pada 16 Juni 2025, Nagel menyatakan bahwa ECB sebaiknya tetap fleksibel dan tidak berkomitmen terlalu cepat terhadap pemangkasan suku bunga, mengingat ketidakpastian global seperti yang muncul dari perang dagang dan konflik geopolitik .

Christine Lagarde
Lagarde berulang kali memperingatkan bahwa eskalasi perang dagang bisa menurunkan pertumbuhan zona euro, mendorong inflasi lebih tinggi lewat rantai pasok yang terganggu, dan melemahkan kepercayaan konsumen serta investo.

6. Proyeksi dan Skema Kebijakan Mendatang

Skema skenario
ECB telah mengembangkan beberapa skenario pertumbuhan: baseline, eskalasi perang dagang, dan penyelesaian tenang.

Langkah-langkah dukungan tambahan
ECB menegaskan bahwa selain suku bunga, alat lain seperti swap line dengan Fed, diversifikasi cadangan, dan inisiatif digital euro bisa tetap dijalankan untuk menjaga stabilitas keuangan.

7. Rekomendasi Kebijakan dan Kolaborasi Global

Resolusi bilateral dan multilateral
Lagarde dan lembaga lainnya, termasuk OECD, menyerukan dialog konstruktif antara negara-negara besar—AS, Uni Eropa, China—untuk meredam fragmentasi sistem perdagangan dunia .

Struktur internal UE
ECB mendorong reformasi untuk meningkatkan daya saing—mengurangi hambatan regulatif, memperkuat pasar tunggal dan infrastruktur—untuk meredam dampak eksternal .

Peran OECD dan EBRD
OECD menekankan pentingnya koordinasi lintas negara untuk mencegah fragmentasi ekonomi global yang bisa memengaruhi pertumbuhan dunia . EBRD juga memangkas proyeksi pertumbuhannya akibat ketidakpastian dan risiko tarif .

8. Ringkasan dan Prospek Masa Depan

  1. Perdagangan global melemah: frontloading impor menggantikan aktivitas normal, tapi target awal menurun signifikan.
  2. Pertumbuhan zona euro kian tertekan, dengan revisi estimasi GDP menurun ke sekitar 0,9–1,0%.

ECB telah menjadikan perlambatan tajam dalam perdagangan global sebagai faktor utama yang mempengaruhi kondisi ekonomi Eropa dan kebijakan moneter mereka. Risiko-risiko ini berasal dari dinamika tarif AS, subsidi industri, dan gejolak rantai pasok global.

Langkah respons ECB meliputi penurunan suku bunga, kesiapsiagaan alat dukungan nonkonvensional, serta ajakan menuju reformasi struktural dan diplomasi ekonomi internasional. Menjaga keseimbangan antara merespons perlambatan ekonomi dan tetap memegang kendali stabilitas harga menjadi tantangan utama mereka.

Ketahanan Ekonomi Indonesia Terbukti Kuat di Tengah Gejolak Global

juragankonveksi.id – Ketika banyak negara menghadapi tantangan ekonomi global, Indonesia justru menunjukkan ketahanan. Pada kuartal pertama tahun 2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2%. Angka ini membuktikan bahwa perekonomian Indonesia masih mampu bergerak maju di tengah tekanan global.

Pertumbuhan ini tidak terjadi secara kebetulan. Sebaliknya, berbagai faktor mendukung ketahanan ekonomi nasional dan memperkuat fondasi jangka panjangnya.

Faktor-Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Beberapa faktor berikut berkontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan yang stabil:

  • Konsumsi domestik terus meningkat karena daya beli masyarakat mulai pulih pasca pandemi.

  • Ekspor komoditas unggulan tetap kuat, terutama batu bara, kelapa sawit, dan nikel yang masih menjadi primadona.

  • Investor lokal dan asing semakin percaya diri untuk menanamkan modal di sektor infrastruktur, manufaktur, dan teknologi.

  • Kebijakan fiskal yang disiplin berhasil menjaga defisit anggaran pada level aman.

Dengan kata lain, sinergi antara sektor publik dan swasta menciptakan stabilitas yang tangguh terhadap gangguan ekonomi global.

Pemerintah Aktif Menjaga Stabilitas Ekonomi Nasional

Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi gejolak global. Berbagai kebijakan strategis dijalankan untuk memastikan roda ekonomi terus berputar. Beberapa langkah yang sudah dilakukan meliputi:

  • Mengendalikan harga pangan dan energi agar tetap terjangkau masyarakat.

  • Mengakselerasi pembangunan infrastruktur produktif untuk memperluas konektivitas.

  • Mendorong digitalisasi di berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi.

  • Menyalurkan stimulus kepada UMKM agar tetap beroperasi dan tumbuh.

Berbekal langkah-langkah tersebut, Indonesia mampu menjaga momentum pertumbuhan secara konsisten.

Tantangan yang Masih Perlu Diantisipasi

Meskipun pertumbuhan ekonomi cukup solid, sejumlah tantangan tetap membayangi. Misalnya, kenaikan suku bunga global berisiko menghambat arus modal masuk. Selain itu, ketergantungan terhadap ekspor komoditas membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga dunia.

Tak hanya itu, ketimpangan pembangunan antarwilayah masih menjadi pekerjaan rumah. Karena itu, Indonesia perlu memperkuat hilirisasi industri serta memperluas basis ekonomi baru yang lebih merata secara geografis.

Indonesia Siap Menatap Masa Depan Ekonomi Global

Indonesia telah membuktikan diri sebagai negara dengan ekonomi yang tahan banting. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia siap melangkah lebih jauh sebagai kekuatan ekonomi regional.

Ekonomi Global Goyang, Tapi Startup Ini Justru Panen Cuan!

Link Slot : slot qris gacor

Saat banyak bisnis kelimpungan menghadapi ketidakpastian ekonomi global, sebuah startup lokal justru melesat tajam dan mencetak untung besar. Startup bernama EcoFlick ini bergerak di bidang teknologi ramah lingkungan, dan berhasil membuktikan bahwa krisis bukan alasan untuk berhenti tumbuh.

EcoFlick memproduksi perangkat hemat energi untuk rumah tangga dan perkantoran. Tim mereka mengembangkan alat pengatur suhu otomatis yang mampu menurunkan konsumsi listrik hingga 30 persen. Mereka tidak hanya menjual teknologi, tapi juga menawarkan solusi nyata yang menyasar isu krusial: efisiensi energi dan penghematan biaya.

CEO EcoFlick, Rama Yudhistira, menjelaskan bahwa perusahaannya memanfaatkan situasi ekonomi saat ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat. “Ketika harga energi naik, kami hadir membawa solusi. Masyarakat ingin hemat, dan kami memberi cara yang praktis,” kata Rama.

EcoFlick mulai menggaet pasar sejak awal tahun 2024. Mereka menjual produk secara online, menggandeng distributor lokal, dan menawarkan skema cicilan ringan. Strategi ini berhasil mendorong lonjakan penjualan hingga 120% dalam waktu enam bulan. Mereka juga menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan properti untuk memasang produk langsung di rumah-rumah baru.

Investor pun melirik peluang ini. Dalam tiga bulan terakhir, EcoFlick berhasil mengamankan pendanaan tahap seri A senilai USD 5 juta dari konsorsium investor Asia Tenggara. Dana tersebut mereka alokasikan untuk ekspansi produksi dan riset pengembangan produk baru.

Di tengah guncangan ekonomi global, EcoFlick menunjukkan bahwa inovasi yang relevan dan solusi yang konkret tetap bisa membuka peluang cuan. Mereka membuktikan bahwa krisis bisa menjadi momentum untuk tumbuh, asal pelaku bisnis cepat membaca arah kebutuhan pasar.